Bambang Anwar

Seorang Guru IPA di SMP Negeri 11 Kota Jambi, kelahiran Kerinci 28 Juli 1986, menyelesaikan pendidikan Magister Pendidikan di Universitas Negeri Malang UM, ayah...

Selengkapnya
Navigasi Web

Wanita Tangguh yang ku Panggil Ibu

#Day_94

#tantangan_365-hari_menulis_gurusiana

MARIATUL KATFIAH, itulah nama yang disematkan kepada ibu ku saat kelahirannya. Ibu lahir 63 tahun yang lalu di daerah pedesaan, tepatnya di Desa Tamiai Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Terlahir dari keluarga sederhana dan bersahaja. Hanya sebentar di temani oleh ibunya, mariatul kecil ditinggalkan selama-lamanya oleh sang ibu pada umur 3 tahun. Setelah kematian ibunya, mariatul diberi nama panggilan “TUKOK” oleh sang nenek. Tukok kecil hanya di asuh oleh ayahnya yang telah berumur 56 tahun bersama dengan 2 kakak laki-laki yang masih berumur 7 tahun dan 11 tahun. Sejak usia 8 tahun Tukok adalah anak yatim piatu karena ayah sebagai satu-satunya sumber kasih sayang juga pergi untuk selamanya.

Kakek mewariskan sebuah rumah, kebun dan sawah untuk anak-anaknya. Almarhum kakek adalah seorang Haji dan ayah yang pekerja keras. Setelah kepergian kakek, kehidupan Tukok kecil berubah 180 derajat. Hidup yang mulanya berkecukupan untuk tinggal di desa, menjadi serba kekurangan. Tiga orang anak yatim piatu yang belum mengerti cara mengelola harta yang ditinggalkan kedua orang tuannya, satu persatu harta kakek berlalu dari rumahnya. Tukok kecil hanya memiliki beberapa helai pakaian, rumah tanpa perabotan, dan sawah beserta “ladang”(kebun) yang belum mampu di garap oleh tubuh kecilnya.

Saat kecil ibu banyak mengalami kesulitan yang harus di jalaninya dengan sabar. Menempati rumah peninggalan kakek sebatang kara di desa, kedua kakak laki-lakinya telah berkeluarga dan hidup terpisah. Ibu harus bekerja dengan sabar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Bekerja di kebun dan sawah orang lain yang mendapat upah beras yang cukup untuk makan, di jalaninya bertahun-tahun. Saat sakit seperti demam melanda, ibu pernah tertidur diatas batu di depan rumah karena tidak ada yang mengurusi saat di dalam rumah. Hidup sendiri dan serba kekurangan di jalani ibu selama kurang lebih tujuh tahun sebelum menikah dengan ayah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post